Berita / Detail Berita
Administrator / 19/05/2022
Kepala Bappenda NTB Ingatkan Pegawai Untuk Tingkatkan Cara Pengambilan Keputusan

Kepala Bappenda Provinsi NTB Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M.Si memimpin apel pagi rutin yang dilaksanakan di halaman Kantor Bappenda Provinsi NTB serta memberikan pengarahan kepada seluruh peserta apel diantaranya terkait dengan cara berpikir dan cara mengambil keputusan atau paham yang dianut.

"Bapak ibu yang kami hormati, orang di dalam hidupnya di dalam mengambil keputusan akan apa yang dilakukannya tergantung pada paham apa yang dianutnya, tergantung pada pemikiran yang ia bangun. Ada 3 kelompok orang di dalam hal mengambil keputusan tentang apa yang akan dilakukannya terkait dengan paham atau -isme yang dianutnya", terangnya.

Lebih lanjut ia menjabarkan jenis-jenis paham tersebut yaitu normativisme, positivisme dan praktis pragmatisme.

"Yang paling tinggi adalah apa yang kita kenal dengan paham normativisme dimana orang yang berpaham normativisme adalah orang yang menganggap yang benar itu benar yang salah itu salah. Ia bisa membedakan  mana yang benar dan mana yang salah sesuai aturan yang ada. Jadi kesimpulan yang kita ambil saat kita berpaham normatif adalah yang benar itu jelas benar karena memang ada dasar kebenarannya dan yang salah itu salah karena memang ada dasar untuk menyatakan itu salah baik itu dengan aturan agama atau aturan keduniaan, perundang-undangan dan lain sebagainya", ungkapnya.  

Ada juga di level kedua yaitu paham positivisme yang beliau jabarkan sebagai apa yang dianggap sebagai benar oleh orang yang menganut paham ini ialah apa yang bisa dilihat dan dibuktikan kebenarannya. Yang dianggap benar adalah yang memang mampu dibuktikan kebenarannya secara akal sehingga kalau ada kebenaran yang tidak mampu dibuktikan oleh akal dianggap tidak benar oleh yang memiliki paham positivisme.

Selanjutnya, paham ketiga yang beliau jelaskan adalah paham praktis pragmatisme, yang dianggap benar oleh orang yang menganut paham praktis pragmatisme adalah apa yang dianggap bermanfaat walaupun itu salah. Sehingga yang tidak bermanfaat dianggap salah.

"Bapak ibu yang kami hormati, kalau kita mengambil paham normatif, itu tingkat kebenarannya dalam praktek pelaksanaan pengambilan kebijakan pengambilan keputusan kalau landasannya normatif tata nilai dasar yang sesungguhnya itu kebenarannya bisa mencapai 80-100 persen. Tapi kalau pemimpin mengambil keputusan dengan paham positivisme itu level kebenarannya 60, 70 sampai maksimal 80 persen karena ada hal yang ia tidak anggap benar secara norma. Kalau orang mengambil keputusan dalam melakukan sesuatu dengan paham praktis pragmatis, diperolehnya manfaat jangka pendek, tapi dalam jangka panjang akan mengalami kerugian. Kalau pemimpin pemimpin muncul dari paham praktis pragmatis itu jangkanya hanya pendek saja, itulah yang membuat kita tidak punya kontinuitas dalam kita melakukan pembangunan ini, karena sebagian besar kita-kita ini berpaham praktis pragmatis", terangnya.

Lebih lanjut beliau menjelaskan intinya adalah kita berusaha maksimal untuk kita tingkatkan cara pengambilan keputusan, bertanya kepada yang tertinggi sebelum kita melangkah untuk hal-hal yang strategis, sehingga kita memilik kontrol yang begitu kuat karena yang kita inginkan adalah secara fundamental kita melakukan perubahan. Termasuk juga di dalam hal pendapatan.

Share Berita :

DR/EA
NOPOL
Wilayah

Lokasi Kantor

Pelayanan samsat 24 jam nonstop tersebar di 10 UPTB-UPPD masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi NTB

Jumlah Pengunjung

2 5 2 1 1 8

Beri Saran dan Masukkan Untuk Kami